Arti pemimpin adalah seorang
pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan, khususnya kecakapan/ kelebihan
di satu bidang sehingga dia mampu mempengaruhi orang-orang lain untuk
bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi pencapaian satu atau
beberapa tujuan. Pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan
kelebihan - khususnya kecakapan-kelebihan di satu bidang , sehingga dia mampu
mempengaruhi orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas
tertentu untuk pencapaian satu beberapa tujuan. (Kartini Kartono, 1994 : 181).
Pemimpin sangatlah penting karena
dalam keterampilan kepemimpinan yang baik dan efektif membangun, mendorong dan
mempromosikan budaya dalam perusahaan yang kuat dan akhirnya mencapai
kesuksesan. Pentingnya kepemimpinan yang efektif memerlukan produktivitas,
kepuasaan kerja, kerjasama kelompok, kegiatan terorganisir, semangat karyawan
dan koordinasi yang baik untuk mencapai tujuan sebuah organisasi. Membangun
kepercayaan terhadap kepemimpinan adalah tugas dan tanggung jawab pemimpin.
Tanpa adanya kepercayaan, produktivitas bisa melemah, peluang-peluang
pengembangan dan perbaikan terlewatkan dan kinerja juga manjadi merosot.
TEORI-TEORI KEPEMIMPINAN
1. Great Man Theory
Teori ini mengatakan bahwa
pemimpin besar (great leader) dilahirkan, bukan dibuat (leader are born, not
made). Dilandasi oleh keyakinan bahwa pemimpin merupakan orang yang memiliki
sifat-sifat luar biasa dan dilahirkan dengan kualitas istimewa yang dibawa
sejak lahir dan ditakdirkan menjadi seorang pemimpin di berbagai macam
organisasi. Orang yang memiliki kualitas dapat dikatakan orang yang sukses dan
disegani oleh bawahannya serta menjadi pemimpin besar.
2. Teori Sifat
Teori sifat kepemimpinan
membedakan pada pemimpin dari mereka yang bukan pemimpin dengan cara berfokus
pada berbagai sifat dan karakteristik pribadi masing-masing. Pada teori ini
bertolak dari dasar pemikiran bahwa keberhasilan seorang pemimpin ditentukan
oleh sifat-sifat atau ciri-ciri yang dimilikinya. Atas dasar pemikiran
tersebut, timbul anggapan bahwa untuk menjadi seorang pemimpin yang berhasil
sangat ditentukan oleh kemampuan pribadi pemimpin. Kemampuan pribadi yang
dimaksud adalah kualitas seseorang dengan berbagai sifat atau ciri-ciri di
dalam dirinya.
Seorang pemimpin akan sukses atau
efektif apabila dia memiliki sifat-sifat seperti berani bersaing, percaya diri,
bersedia berperan sebagai pelayan orang lain, loyalitas tinggi, intelegensi
tinggi, hubungan interpersonal baik, dan lain sebagainya.
3. Teori Perilaku
Teori perilaku disebut juga
dengan teori sosial dan merupakan sanggahan terhadap teori great man. Pemimpin
itu harus disiapkan, dididik dan dibentuk tidak dilahirkan begitu saja (leaders
are made, not born). Setiap orang bisa menjadi pemimpin, melalui usaha
penyiapan dan pendidikan serta dorongan oleh kemauan sendiri. Teori ini tidak
menekankan pada sifat-sifat atau kualitas yang harus dimiliki seorang pemimpin
tetapi memusatkan pada bagaimana cara aktual pemimpin berperilaku dalam
mempengaruhi orang lain dan hal ini dipengaruhi oleh gaya kepemimpinan
masing-masing.
Dasar pemikiran pada teori ini
adalah kepemimpinan merupakan perilaku seorang individu ketika melakukan
kegiatan pengarahan suatu kelompok ke arah pencapaian tujuan. Teori ini
memandang bahwa kepemimpinan dapat dipelajari dari pola tingkah laku, dan bukan
dari sifat-sifat (traits) seorang pemimpin. Alasannya sifat seseorang relatif
sukar untuk diidentifikasikan.
4. Teori Kepemimpinan Situasional
Teori kepemimpinan situasional
adalah suatu pendekatan terhadap kepemimpinan yang menganjurkan pemimpin untuk
memahami perilaku bawahan, dan situasi sebelum menggunakan perilaku
kepemimpinan tertentu. Pendekatan ini menghendaki pemimpin untuk memiliki
kemampuan diagnosa dalam hubungan antara manusia (Monica, 1998). Teori ini
muncul sebagai reaksi terhadap teori perilaku yang menempatkan perilaku
pemimpin dalam dua kategori yaitu otokratis dan demokratis.
Dalam teori ini dijelaskan bahwa
seorang pemimpin memilih tindakan terbaik berdasarkan variabel situasional.
Menurut pandangan perilaku, dengan mengkaji kepemimpinan dari beberapa variabel
yang mempengaruhi perilaku akan memudahkan menentukan gaya kepemimpinan yang
paling cocok. Teori ini menitikberatkan pada berbagai gaya kepemimpinan yang
paling efektif diterapkan dalam situasi tertentu. Keefektifan kepemimpinan
tidak tergantung pada gaya tertentu terhadap suatu situasi, tetapi tergantung
pada ketepatan pemimpin berperilaku sesuai dengan situasinya.
Seorang pemimpin yang efektif
dalam teori ini harus bisa memahami dinamika situasi dan menyesuaikan
kemampuannya dengan dinamika situasi yang ada. Penyesuaian gaya kepemimpinan
yang dimaksud adalah kemampuan menentukan ciri kepemimpinan dan perilaku karena
tuntunan situasi tertentu.
5. Teori Kepemimpinan Karismatik
Dalam teori ini para pengikut
memiliki keyakinan bahwa pemimpin mereka diakui memiliki kemampuan yang luar
biasa. Kemampuan mempengaruhi pengikut bukan berdasarkan pada tradisi atau
otoritas formal tetapi lebih pada persepsi pengikut bahwa pemimpin diberkati
dengan bakat supranatural dan kekuatan yang luar biasa. Di mana kemampuan yang
luar biasa tersebut hanya dimiliki oleh orang-orang tertentu dan tidak semua
orang memilikinya. Seorang pemimpin dianggap orang yang lebih tahu apa yang
akan terjadi di kemudian hari. Karisma berasal dari bahasa Yunani yang memiliki
arti “berkat yang terinspirasi secara agung” atau ”pemberian tuhan”. Seperti
kemampuan melakukan keajaiban atau memprediksikan peristiwa masa depan. Para
pemimpin akan lebih dipandang sebagai karismatik jika mereka membuat
pengorbanan diri, mengambil resiko pribadi dan mendatangkan biaya tinggi untuk
mencapai visi yang mereka dukung. Kepercayaan terlihat menjadi komponen penting
dari karismatik dan pengikut akan lebih mempercayai pemimpin
yang kelihatan tidak terlalu
termotivasi oleh kepentingan pribadi daripada oleh perhatian terhadap pengikut.
Yang paling mengesankan adalah
seorang pemimpin yang benar-benar mengambil resiko kerugian pribadi yang cukup
besar dalam hal status, uang posisi kepemimpinan atau keanggotaan dalam
organisasi. Menurut Weber (1947), karismatik terjadi saat terdapat sebuah krisis
sosial, seorang pemimpin muncul dengan sebuah solusi untuk krisis itu, pemimpin
menarik pengikut yang percaya pada visi itu. Mereka mengalami beberapa
keberhasilan yang membuat visi tersebut dapat terlihat, dapat dicapai dan para
pengikut dapat mempercayai bahwa pemimpin itu sebagai orang yang luar biasa.
Menurut pendapat saya Pada
dasarnya setiap orang mempunyai jiwa pemimpin entah itu didalam keluarga maupun
di dalam organisasi. Karna pemimpin merupakan sesuatu yang wajib dalam
kehidupan agar kehidupan menjadi teratur dan keadilan bisa ditegakkan, sehingga
tidak berlaku hukum rimba. Tugas seorang pemimpin adalah memahami dan menangani
situasi kondisi, juga memotivasi dan mendorong anggotany lebih baik. Pemimpin
yang baik akan menjadi panutan bagi anggotanya.
Sumber :
0 comments:
Post a Comment