
Sutradara : Gareth Evans
Produser : Ario Sagantoro
Penulis Gareth :
Evans
Genre : Laga
Pemeran : Iko Uwais
Ray Sahetapy
Joe Taslim
Donny Alamsyah
Yayan Ruhian
Pierre Gruno
Tegar Satrya
Musik : Celluloid
Nightmares:
Fajar Yuskemal
Aria Prayogi
Sony Pictures Classics:
Mike Shinoda
Joseph Trapanese
Sinematografi : Matt Flannery
Dimas Imam Subhono
Penyunting : Gareth Evans
Perusahaan : PT Merantau Films
Produksi : XYZ Films
Distributor : SinemArt
Celluloid Nightmares
Sony Pictures Classics
Stage 6 Films
Tanggal rilis : 8 September 2011 (Toronto)
21 Maret 2012 (Indonesia)
22 Maret 2012 (Australia)
23 Maret 2012 (Amerika)
Durasi : 101 menit
Negara : Indonesia
Bahasa : Indonesia
Sinopsis :
Jauh di jantung
daerah kumuh Jakarta berdiri sebuah gedung apartemen telantar yang tak
tertembus dan menjadi rumah aman bagi gangster, penjahat dan pembunuh yang
paling berbahaya. Blok apartemen kumuh tersebut telah dianggap tak tersentuh
oleh para rival gembong narkoba terkenal Tama Riyadi (Ray Sahetapy), bahkan
untuk perwira polisi paling berani sekalipun. Semuanya berubah ketika sebuah
tim polisi senjata dan taktik khusus berjumlah 20 orang ditugaskan untuk
menyerbu bangunan tersebut dan mengakhiri teror Tama untuk selamanya.
Di bawah
kegelapan dan keheningan fajar, Rama (Iko Uwais), seorang calon ayah dan
perwira polisi elit baru, dalam regu yang dipimpin oleh Sersan Jaka (Joe
Taslim), tiba di blok apartemen Tama dengan petunjuk Letnan Wahyu (Pierre
Gruno). Setelah berpapasan dengan Gofar (Iang Darmawan) salah seorang penghuni
apartemen tersebut, mereka menerobos masuk dan dengan hati-hati mengamankan
para penjahat penghuninya. Mulai dari lantai dasar dan bergerak naik, dengan
terencana mereka menyusup sampai mencapai lantai enam, namun kemudian mereka
terlihat oleh seorang anak pengintai, yang lari meneriaki temannya yang kedua
sebelum dia tertembak mati oleh peluru senapan serbu Letnan Wahyu. Peringatan
tersebut mencapai Tama dan algojonya, Mad Dog (Yayan Ruhian) lewat interkom.
Tama segera memanggil bala bantuan. Dua penembak runduk di gedung samping
menembak anggota regu polisi di lantai dasar. Seorang anggota regu polisi lain
segera tewas ditembak oleh penembak runduk setelah melihat keluar dari jendela.
Dalam kekacauan tersebut tahanan mereka lolos dan membunuh dua polisi lain,
mendapatkan kontrol di lantai 5. Sebuah serangan mendadak berhasil melumpuhkan
satu-satunya mobil angkut regu Polisi. Tama mematikan listrik di seluruh gedung,
mengumumkan terdapatnya "tamu tak diundang" terjebak di lantai 6, dan
menjanjikan sewa gratis untuk yang berhasil membunuh mereka.
Regu polisi Jaka
masuk dalam perangkap anak buah Tama di lantai 7 yang menembak mati banyak
anggota regu polisi. Jaka segera mengetahui bahwa misi tersebut ternyata hanya
diprakarsai Letnan Wahyu, sehingga tidak akan ada bala bantuan. Setelah baku
tembak, regu Jaka pun kalah jumlah maupun amunisi dan diburu oleh anak buah
Tama yang kejam dan beringas. Jaka, Wahyu, Bowo (Tegar Satrya), Dagu (Eka
Rahmadia) dan Rama berhasil selamat, namun terpisah menjadi dua: Jaka, Wahyu
dan Dagu di lantai 5, sedangkan Rama dan Bowo di lantai 7.
Memapah Bowo,
Rama bertarung menerobos koridor lantai 7 dan tiba di apartemen 726 yang dihuni
Gofar dan istrinya, memohon tempat persembunyian dari kejaran anak buah Tama.
Geng parang dan pimpinan mereka (Alfridus Godfred) memeriksa apartemen Gofar,
menusuk dinding tempat persembunyian Rama, melukai pipi Rama, namun mereka
tidak menemukan Rama dan akhirnya pergi. Rama meninggalkan Bowo dalam perawatan
Gofar untuk mencari jalan keluar. Dia bertempur sengit dengan geng parang,
namun kembali dikejar oleh anak buah Tama yang lain. Rama akhirnya tertangkap
oleh Andi (Donny Alamsyah), tangan kanan dan otak bisnis narkoba Tama. Pada
saat yang sama, Jaka berseteru dengan Wahyu karena Wahyu menolak untuk mencari
Rama dan Bowo, membuat Jaka marah dan mempertanyakan integritas kepolisian
Wahyu di balik misi naas tersebut. Jaka segera ditemukan oleh Mad Dog. Letnan
Wahyu melarikan diri dan diikuti Dagu, namun Jaka harus tewas setelah beradu
nyali dengan Mad Dog. Sementara itu, Andi terungkap sebagai kakak Rama yang
terasing setelah meninggalkan keluarganya tanpa jejak. Andi menolak pulang ke
keluarganya, namun berjanji mengeluarkan Rama dari gedung maut tersebut. Dia
tak menyangka, Tama ternyata telah mengetahui pengkhianatannya melalui kamera
tersembunyi yang tersebar di seluruh gedung, menyerahkan Andi ke tangan Mad Dog
(yang sudah membenci Andi) untuk dihabisi.
Rama bergabung
kembali dengan Letnan Wahyu dan Dagu, memutuskan untuk menangkap dan
menggunakan Tama sebagai tiket keluar mereka. Mereka bertiga bertempur melewati
laboratorium narkotika menuju ke markas Tama di lantai 15. Dalam perjalanan,
Rama membebaskan Andi dan bersama-sama bertarung sengit melawan Mad Dog. Rama
dan Andi akhirnya mengalahkan Mad Dog dengan sepotong pecahan dari tabung lampu
neon. Sementara itu, Wahyu dan Dagu membekuk Tama, tapi Wahyu tiba-tiba
menembak Dagu. Di tangga, Rama dan Andi berpapasan dengan Wahyu dan Tama, tapi
Wahyu mengancam mereka untuk tidak ikut campur. Tama menggertak Wahyu bahwa ia
telah mengetahui misi tersebut dari Reza, atasan Wahyu, dan bahwa Wahyu dikirim
atasannya untuk dihabisi, karena Wahyu hanyalah seorang polisi kotor dalam
sebuah kepolisian dengan petinggi-petinggi yang sudah dibayar oleh Tama.
Wahyu pun kalap
dan menembak gembong narkoba tersebut di kepala. Putus asa, Wahyu mencoba bunuh
diri, namun gagal karena kehabisan peluru dan ditangkap tanpa perlawanan oleh
Rama. Dengan matinya Tama, Andi pun kini berkuasa di gedung tersebut, menyuruh
para penghuninya untuk kembali ke kamar mereka masing-masing. Andi memberikan
Rama kotak berisi rekaman daftar hitam polisi-polisi korup. Andi kemudian
mengawal Rama, Bowo dan Wahyu, namun tetap menolak tawaran Rama bergabung
dengan mereka, dan masuk kembali ke gedung, sementara Rama berjalan ke luar
gerbang menuju masa depan yang tak pasti.
Kelebihan :
Film
ini tidak membuat jenuh para penonton, karena disetiap adegan selalu ada
pertunjukan yang ekstrim dan menegangkan sehingga para penonton antusias
mengikuti jalannya cerita film ini. Selain itu film ini juga mendapat banyak
penghargaan, salah satunya yaitu meraih penghargaan spesial dalam ajang
Jogja-Netpac Asian Film Festival 2011 karena mempromosikan pencak silat melalui
sinema.
Kekurangan :
Film ini khusus dipertunjukan hanya untuk orang dewasa, karena dalam film ini
hampir disemua adegannya berunsur kekerasan, jadi apabila ada anak dibawah umur
ingin menonton film ini harus didampingi oleh orang tuanya.
Kesimpulan / Saran :
Film laga tentang segerombolan pasukan khusus
SWAT yang dikirim untuk memusnahkan tempat bandar narkotik dan menangkap
pemiliknya. Film ini harus
ditonton, karena selain seru dan menegangkan juga akan banyak kejadian yang
tidak terduga didalam film ini yang akan kita lihat.
0 comments:
Post a Comment