
Judul Buku : Ilmu budaya dasar
Penulis : M. habib mustopa
penerbit : usaha nasional - surabaya
ILMU BUDAYA DASAR DALAM SENI RUPA
Keutuhan manusia sebagai pribadi
dapat dimungkinkan melalui pemahaman, penghayatan dan meresapkan nilai-nilai
yang terkandung dalam suatu karya seni rupa sebagain salah satu bagian dari
kebudayaan.
Manusia
sebagai makhluk ciptaan tuhan yang di anugrahi pikiran, perasaan dan kemauan secara nalluriah
memerlukan budaya untuk menyatakan rasa seninya , baik secara aktip dalam
kegiatan kreatif ,maupun secara pasif dalam kegiatan apreasif.
Sebenarnya
seni rupa lebih dari yang sipatnya lahiriah semata, yak ini lebih dalam lagi
dan meliputi pula visi bathiniah.Seni rupa sebagai karya yang kasat mata,
perwujudan nya itu adalah merupakan wadah pembabaran ide yang bersipat
batiniah. Dalam menngadakan pendekatan terhadap seni rupa seluruh panca indra
kita, khususnya penglihatan, perabaan dan perimbangan kita terlibat dengan
asyiknya terhadap bentuk seni rupa itu yang terdiri dari aneka warna, garis,
bidang, tekstur dan sebagainya yang brsipat lahiriah untuk seterusnya.
Kesedian
kita mempelajari bermacam-macam karya seni rupa akan memberi ma karya-karya
seni ruan,karnanpaat tambahan kepada kita. Kita dapat memahami kehidupan
berbagai bangsa dan kebudaya, karna karya-karya seni rupa itu merupakan cermin
dari aliran-aliran pikiran masyarakat yang hidup pada jaman itu . Melalui karya
seni rupa itu kita dapat mengetahui konsep-konsep pikiran masyarakat dari masa
karya seni itu berasal bagai mana mereka berpikir dan apa yang mereka
rasakan.kalau kita mampu menangani
perbedaan yang ada dari latar belakang ketidaksamaan agama, sistem sosial, atau
budaya dan lain sebagainya,penghayatan kita akan selangkah lebih maju.
MAKNA DAN
TUJUAN SENI RUPA
Menurut
Upjohn, wingert dan Mahler tujuan seni rupa adalah:
“Seni ialah jawaban terhadap tuntutan dasar
kemannusiaan.Tujuan utamanya ialah menambahi interprestasi dan melengkkapi
kehidupan. Ada kalanya pada suatu waktu, seni itu dijadikan pembantu untuk
tujuan lainnya, sepperti penggungan agama, propaganda, symbol ismedan
sebagainya, tetapi dalam analisis terakhir tujuan ini jauh atau tida
bertentangan dengan tujuan utamanya”.
Dari pendapat di atas, sepanjang
perjalanan seni rupa ia mengemban misi sesuai jaman dan pendukunya . Ada
kalanya mengandung pelajaran budi pekerti ,seperti karya-karya lukisan,
adakalanya karya seni itu berupa illustrasi dari cerita yang bersumber dari
agama , seperti reliep yang dipahat pada dingding-dingding candi borobudur,
prambanan dan lain sebagainya.
Kenikmatan
dan pesona “seni untuk seni” tida terletak oleh kisah yang dibawanya atau
kemiripannya dengan bentuk sesuatu dan sejenisnya di luar unsur seni, tetapi
pesona seni lahir karena memang karya itu terdiri dari ansur-unsur seni yang
mempesona.
Demikian
juga kehidupan seni rupa di indonesia kuno tida mengenal semboyan seni untuk
seni. Peninggalan-peninggalan seni rupa seperti patung-patung,relief-relief,
wayang kulit, beraneka ragam motif-motif hiasan batik dan karya-karya seni rupa
lainnya yang terbesar di seluruh wilayah
idonesia , kehadirannya memiliki tujuan tertentu yang bersipat praktis serta
mengandung nilai simbolis. Karya-Krya seni mereka
Kehadiran
seni adalah ekspresi, mereka hadir sebagai wadah kehidupan jiwa yang meluap-luap yang ingin di keluarkan
berupa karya seni .karya seni seperti
ini tidak terbatas oleh objek-objek tertentu ataupun corak dan gaya tertentu,
melainkan oleh sipat batin senimannya , ia tidak mengenal batas- batas daerah
yang mempunyai tradisi setempat. Adakalanya disebut seni modern yang tida terbatas olehn ruang dan waktu sanggup
menerima segala macam bentuk seni dengan hampir tidak bersyarat. Satu syarat
yang masih di tuntut oleh karya sni modern yang bahkan menjadi ciri khasnya,
ialah kreativitas.
BEBERAPA
GAYA, CORAK, ATAU ISME KARYA SENI RUPA
Kelahiran
karya-karya seni rupa yang berbeda-beda pada tiap-tiap jaman dikarnakan
masing-masing jaman itu memilikialiran-aliran pikiran berbeda-beda.
Masing-masing jaman melahirkan karya seni rupa dengan ciri-ciri khasnya
sehingga melahirkan corak karya seni rupa yang berbeda.
Karna adanya
perbedaan-perbedaan konsepsi pikiran dari masing-masing jaman, maka
masing-masing jaman melahirkan kesenian yang mempunyai ciri-ciri khuusus.
Kita sering
keliru menilai suatu karya seni dan menilai tidak dari karya seni itu
sendiri ppada jamannya , melainkan
dengan kriteria dari luar jaman karya seni itu. Biasanya kita menggunakan ukuran massa kini atau masa
klasik untuk menilai karya seni primitif.
Beberapa
gaya dalam seni rupa ialah gaya rococo, neo-klasik, gaya romantik dan lain
sebainya.
Maka dari
itu dalam mengadakan pendekatan tetrhadap karya seni rupa kita tida cukup hanya
bersimpati terhadap karya seni rupa itu,tetapi lebih dari itu yaitu secara
empati. Jadi dalam menghayati suatu karya seni secara empati berarti kita
menempatkan diri kita kedalamnya.
0 comments:
Post a Comment